Jakarta –
Penantian selama 15 tahun untuk Ducati akhirnya membuahkan hasil. Francesco Bagnaia berhasil menjadi juara dunia MotoGP 2022. Paolo Ciabatti, Ducati Sporting Director, mengungkapkan jalan menuju juara dunia MotoGP tidaklah mudah, karena era tim asuhan Valentino Rossi banyak menyisakan luka.
Menurut Ducati, di era Valentino Rossi rasanya gagal total. Pabrikan Borgo Panigale itu belum menorehkan prestasi apapun sejak kemenangan terakhir pada 2007.
Ducati gagal mengawinkan kesuksesan dengan legenda MotoGP Rossi. Pebalap Italia itu hanya meraih tiga podium dalam dua musim sebelum kembali ke Yamaha. Bos tim MotoGP Ducati Filippo Preziosi mengundurkan diri pada 2013 setelah memimpin Ducati.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Masuklah Paolo Ciabatti, yang mengaku ingin meninggalkan Ducati pada pertengahan 2013. Dia mengatakan era Rossi di Ducati membuatnya berada di bawah tekanan ekstrim.
“Kalau saya flashback ke tahun 2013, jujur di pertengahan musim saya ingin berhenti,” kata Tardozzi dikutip dari Autosport, Jumat (18/11/2022).
“Kami tidak ke mana-mana. Ducati keluar dari dua tahun yang gagal bersama Valentino dan kemudian kami [Andrea] Dovizioso dan Nicky [Hayden] dan masih banyak berjuang, media sangat negatif tentang kami mengatakan kami tidak ke mana-mana, ya itu benar sampai batas tertentu, karena kami tidak memiliki arah teknis yang jelas tahun itu,” tambahnya.
“Tapi untungnya, berkat dukungan dari CEO kami Claudio Domenicalli, yang telah saya kenal selama lebih dari 20 tahun, saya terus menghubunginya dan mengatakan ‘ini adalah situasi di mana kami tidak akan kemana-mana, dan jika terus seperti ini, itu sangat negatif bagi citra perusahaan,” tambahnya.
Di penghujung tahun 2013, Gigi Dall’Igna direkrut dari Aprilia sebagai General Manager, menggantikan Benhard Gobmeier. Tahun berikutnya, Davide Tardozzi dipekerjakan untuk menjadi manajer tim pabrikan Ducati di MotoGP.
Sejak Trio Italia dipasangkan bersama, Ducati telah bangkit dari keterpurukan dan kini menjadi kekuatan yang tangguh. Namun jauh sebelum itu, Ducati juga kesulitan mencari sponsor karena kebanyakan hanya mau membiayai jika Valentino Rossi menjadi pembalap.
“Dia [Domenicalli] berhasil meyakinkan Gigi untuk meninggalkan Aprilia dan sejak saat itu keadaan menjadi lebih baik. Sulit juga karena Ducati tidak sebesar Jepang, jadi kami harus mengandalkan sponsor dan kemitraan,” ujar Ciabatti.
“Dan saat itu sangat sulit menemukan orang yang mau berinvestasi di Ducati karena (hanya) Valentino yang benar-benar bersedia mendukung untuk mendapatkan liputan terbaik,” imbuhnya.
“Juga sulit untuk membangun kembali kredibilitas ini dan Anda hanya dapat membangunnya berdasarkan hasil. Anda dapat menjanjikan, tetapi jika Anda berasal dari latar belakang yang tidak berhasil (sulit untuk meyakinkan orang),” jelasnya lebih lanjut.
“Jadi itu tidak mudah dan jika Anda melihat 10 tahun terakhir ini sangat bagus,” katanya.
Simak Video “Siap-Siap Hemat! Ini Bocoran Jadwal MotoGP Mandalika 2023”
[Gambas:Video 20detik]
(kering/kering)