Jakarta –
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku banyak menerima permintaan rekomendasi dokter residen atau yang mengikuti program pendidikan dokter spesialis (PPDS) untuk praktik di rumah sakit. Sering dikaitkan dengan ‘kasta’ anak-anak dari profesor hingga dokter.
Menurut Budi, banyak dari mereka yang otomatis terdiskualifikasi jika menghadapi pesaing seperti generasi ‘darah biru’. “Oh, saya ahlinya, tapi untuk masuk ke kota itu susah pak, karena saya tidak diberi rekomendasi dari sana, kalau saya diberi rekomendasi, saya akan memberikannya ke tempat lain,” ujarnya. ujar dalam diskusi dengan dokter residen, Minggu (5/12/2022).
“Waktu saya jadi menteri, banyak yang minta bantuan pribadi untuk jadi ahli, banyak sekali, saya tanya kenapa? Mudah bukan? Ada ujian, baru mau masuk?” tanya Menkes.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Hal semacam ini, kata Menkes, akan diluruskan melalui reformasi kesehatan berdasarkan regulasi. Sulitnya mendapatkan izin praktik dokter spesialis, menurut Menkes, menjadi masalah utama.Angka kematian akibat penyakit seperti jantung dan stroke relatif tinggi karena kurangnya tenaga kesehatan di berbagai daerah.
Dengan tidak adanya reformasi untuk mengubah aturan, Menkes mengatakan pemerintah akan kesulitan memenuhi kebutuhan dokter spesialis dalam waktu singkat. Setidaknya butuh beberapa dekade, sementara setiap tahun laporan kematian akibat penyakit menular dan tidak menular serta beban kesehatan terus meningkat.
”Kenapa saya bilang darah biru? Karena ya, saya mendapatkan banyak bukti, oh, itu harus rekomendasi menteri ya? Ya pak, kalau tidak saya tidak bisa masuk. Mengapa saya tidak bisa masuk? Ya saya rugi pak, kalau dapat rekomendasi dari anak profesor atau anak dokter,” ujarnya.
”Itu yang saya dengar. jadi saya kadang iseng-iseng saya juga tanya ke semua dokter ahli di RSCM, siapa orang tuanya, saya punya datanya juga, biar debatnya lebih kekanak-kanakan, saya akan lihat datanya,” pungkasnya.
Di sisi lain, Budi menegaskan ke depan pemerintah akan memprioritaskan pelayanan kesehatan promotif dan preventif, salah satunya dengan meningkatkan paket pelayanan dari puskesmas ke posyandu.
Tonton Video “Spesialis Paru Bicara Viral Ibu Inhalasi Hidrogen”
[Gambas:Video 20detik]
(naf/atas)