Jakarta –
Beberapa waktu lalu, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto pernah meminta hal itu Subaru mendirikan pabrik perakitan mobil di Indonesia. Menurut Airlangga, pembangunan pabrik bisa menyerap banyak tenaga kerja baru.
Airlangga menyampaikan permintaan tersebut kepada perwakilan Subaru di Gaikindo Indonesia International Auto Show atau GIIAS 2022.
“Fasilitas (produksi) harus segera ada, minimal sudah CKD (dibongkar total). Karena (pembukaan) lapangan kerja baru itu penting,” kata Airlangga kepada pejabat Subaru saat membuka pameran GIIAS 2022.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Menko Airlangga Hartarto di GIIAS 2022. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com
Diketahui, Subaru sendiri baru saja comeback ke Indonesia tahun ini. Sebagai perkenalan kembali, mereka meluncurkan tiga produk unggulan yakni BRZ, Forester dan XV.
Manajer Komunikasi dan Pemasaran Subaru Indonesia, Ismail Arshan, menegaskan sejauh ini perusahaannya belum berencana membangun pabrik perakitan di Indonesia. Sebab, dalam tiga tahun pertama, Subaru Indonesia hanya ingin membangun kesadaran dan kepercayaan konsumen terhadap mereknya.
“Kami belum bisa bicara lebih jauh (kapan Subaru berencana membangun pabrik di Indonesia). Karena fokus kami sekarang adalah brand recognition dan mengembangkan jaringan diler,” ujar Ismail saat ditemui detikOto di Tangerang Selatan, baru-baru ini.
“Target kami (untuk proses pengenalan ke konsumen) kurang lebih tiga tahun. Menurut kami, butuh waktu agar masyarakat tahu dan percaya,” tambahnya.
Kapan Subaru akan membangun pabrik di Indonesia? Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com
Disinggung apakah ada kemungkinan pabrik itu akan dibangun dalam waktu lima tahun, Ismail juga belum bisa berkomentar banyak. Menurutnya, pembangunan pabrik bergantung pada permintaan pasar.
“Semua tergantung perkembangan dan permintaan pasar. Jadi mekanisme pasar akan membentuk keputusan strategis,” ujarnya.
Ismail kembali menegaskan bahwa fokus utama Subaru di Indonesia saat ini bukan untuk memproduksi banyak kendaraan, melainkan untuk meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap mereknya.
“Sampai saat ini, fokus kami adalah memastikan comeback Subaru ke Indonesia diperhatikan dan didengar seluas-luasnya. Soalnya, memastikan orang lain tahu comeback Subaru itu tidak mudah. Sementara itu,” jelasnya.
“Tapi, apakah kita hanya fokus pada penjualan? Tidak juga, karena secara global pasokannya juga terbatas. Jadi, di tahun-tahun awal ini, kita ingin mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap brand, kita tidak fokus pada penjualan dan target penjualan yang hebat,” tambahnya.
Simak Video “Bos Subaru Indonesia Ungkap Rencananya di Indonesia”
[Gambas:Video 20detik]
(sfn/din)