Jakarta –
Amerika menghadapi risiko yang meningkat dari pemogokan operasional kereta barang nasional yang terjadi paling sedikit dua minggu.
Dikutip dari CNN, Selasa (22/11/2022), anggota serikat pekerja kereta Kereta api terbesar di negara itu, yang mewakili kondektur, menolak perjanjian kerja sementara dengan perusahaan kereta barang.
Saat ini, 12 serikat pekerja perkeretaapian di Amerika sedang melakukan peninjauan terhadap peraturan perjanjian kerja mereka. Dari 12 serikat pekerja kereta api, 8 serikat mendukung dan 4 serikat menolak kesepakatan dalam studi yang sedang dibahas.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Keempat serikat pekerja yang ogah-ogahan itu memilih mogok setidaknya hingga awal bulan depan sambil menunggu proses negosiasi membuahkan hasil yang sesuai dengan harapan mereka.
Industri kereta api AS berada dalam masalah serius. Terutama karena penerapan jam kerja yang dianggap tidak manusiawi dan sistem penggajian yang dinilai terlalu rendah.
Karyawan marah karena merasa apa yang mereka dapatkan tidak sebanding dengan beban kerja yang mereka hadapi. Perusahaan kereta api dianggap “menimbun” keuntungan besar dengan menaikkan tarif dan mengurangi biaya tenaga kerja. Ada juga dividen atau pembagian beberapa keuntungan yang hanya dirasakan oleh investor dan karyawan.
Padahal, menurut para pekerja, mereka berada di garis depan siklus bisnis yang memastikan ribuan ton barang dipindahkan ke rel kereta api setiap tahun.
AS memiliki undang-undang khusus untuk mengatur pekerja kereta api. Undang-undang ini berbeda dari undang-undang yang mengatur sebagian besar bisnis di AS.
Kebuntuan dalam proses negosiasi antar serikat pekerja berpotensi memperpanjang durasi pemogokan buruh industri kereta. Artinya, ada ancaman keterlambatan proses pengiriman yang dapat menyebabkan kelangkaan dan kenaikan harga barang-barang termasuk minyak dan makanan.
(dna)