Jakarta –
Rem blong merupakan salah satu penyebab utama kecelakaan di industri angkutan umum dan niaga di Indonesia. Oleh karena itu, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengimbau para pengemudi bus dan truk untuk lebih memahami tata cara berkendara di jalan menurun. Salah satu prosedur itu adalah jangan ganti persneling!
Disampaikan Plt Ketua Subkomite Investigasi Kecelakaan LLAJ KNKT Ahmad Wildan, pergantian persneling bus atau truk di jalan menurun akan berdampak fatal bagi kendaraan. Pasalnya, sistem transmisi pada bus dan truk tidak didesain untuk bisa berpindah gigi di jalanan menurun. Persneling hanya dapat dipindahkan ke posisi netral, yang berarti engine braking tidak dapat dilakukan.
“Semua pengemudi bus dan truk, jangan pernah ganti persneling di jalan menurun. Kenapa? Di jalan menurun, gaya gravitasi sangat besar. Saat mengganti persneling, hal pertama yang dilakukan adalah menginjak kopling, saat menginjak kopling, putaran roda maksimal.. tidak ada yang menahan sama sekali,” kata Wildan dalam Forum Humas dan Siaran Media ‘Keselamatan Bus Wisata di Indonesia (Studi Kasus Kecelakaan Bus Wisata di Tebing Bego, Bantul), Rabu (11/11). /30/2022).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Saat putaran roda sangat tinggi, rasio antara putaran roda dan putaran mesin (menjadi) tidak seimbang. Saat pengemudi coba pindah ke gigi 2 (untuk engine braking), sinkron pasti tidak mau, semuanya pasti masuk ke gigi netral,” lanjutnya.
Dari pengalaman KNKT menyelidiki kecelakaan bus dan truk di jalan menurun, Wildan menemukan bahwa sebagian besar bus dan truk yang terlibat kecelakaan itu dalam keadaan netral. Ini menandakan bahwa pengemudi sedang mencoba untuk pindah ke transmisi rendah, tetapi ditolak oleh sistem, dan sistem mengarahkannya ke netral, yang berarti sistem transmisi tidak memiliki cengkeraman pada mesin.
“Ini menjelaskan kenapa semua kasus rem blong kecepatannya tinggi. Karena di gigi netral, semua pembalap berusaha mengganti gigi dari 3 ke 2, dari 4 ke 2, dan seterusnya. Sebelum bergerak, pastikan menginjak kopling .Bila itu dilakukan dorong secara maksimal, putar setir tidak sebanding dengan putaran mesin.. akan tertolak (saat pindah gigi), bahkan saat masuk akan oleng, gigi tidak kuat.. Oleh karena itu, Tidak ada teknologi otomotif yang memungkinkan pengendara untuk mengganti gigi rendah saat jalan menurun, karena mesin akan hancur, tidak akan bekerja, jadi semuanya masuk ke gigi netral,” lanjut Wildan.
Untuk itu Wildan mengimbau para pengemudi bus dan lori agar lebih memahami medan yang akan mereka lalui. Jika Anda merasa akan melewati turunan yang terjal, maka sebaiknya letakkan persneling kendaraan pada posisi rendah, persneling 1 atau persneling 2 sedini mungkin.
“Kalau pakai gigi rendah, maka yang mengurangi kecepatan adalah engine (engine brake). Misalnya di Petung, Merapi (Yogyakarta), banyak truk bermuatan tanah dan batu besar, saat turun menggunakan low. persneling. Bunyi deru mesin, karena ditahan mesin, bukan rem. Dan tidak akan meledak,” kata Wildan.
Simak Video “Terungkap! Klakson Telolet Salah Satu Penyebab Kecelakaan Truk Balikpapan”
[Gambas:Video 20detik]
(lua/din)