Jakarta –
Asosiasi Psikologi Forensik (APSIFOR) yang meneliti kondisi jenazah di Kalideres mengungkapkan, keluarga tersebut meninggal bukan karena VSED atau ‘puasa sampai mati’. Pihaknya juga mengatakan bahwa kematian tersebut bukan disebabkan oleh pihak lain atau kecelakaan melainkan kematian yang wajar.
“Empat cara kematian itu mengarah ke cara alami, bukan cara kematian lainnya. Bisa dihentikan karena sekte atau VSED,” kata Ketua APSIFOR Reni Kusumowardhani dalam keterangan media, Jumat (12/9/2022).
Kecurigaan VSED muncul dari hasil otopsi yang menyatakan bahwa keadaan perut kosong menandakan tidak ada makanan atau minuman yang dikonsumsi dalam jangka waktu lama. Namun, polisi mengatakan mereka masih menyelidiki motif dan penyebab kematian korban.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
VSED atau pantang makan dan minum secara sukarela merupakan upaya untuk mempercepat kematian seseorang. Banyak orang yang memilih VSED memiliki penyakit terminal. Hanya saja hampir tidak mungkin mendapatkan prognosis yang pasti, terutama untuk penyakit saraf seperti ALS dan Parkinson.
Proses kematian akibat VSED bergantung pada kondisi fisik, mental, dan emosional. Selama beberapa hari pertama puasa, beberapa orang mungkin tetap aktif seperti sebelumnya, namun banyak yang menjadi lemas, lelah, dan sering mengantuk.
Tonton Video “Risiko Kepribadian Tiga Serangkai Kegelapan bagi Orang yang Berada di Posisi Strategis”
[Gambas:Video 20detik]
(kn/atas)