Jakarta –
Kementerian Perhubungan mengungkapkan, Tol Cipali memiliki angka kematian tertinggi di dunia. Ya, kecelakaan di Tol Cipali memang terjadi terus menerus. Banyak kecelakaan di Tol Cipali yang menelan korban jiwa. Menurut data Kementerian Perhubungan, setidaknya satu korban tewas untuk setiap kilometer.
“Kecelakaan di jalan tol semakin meningkat. Tol Cipali merupakan tol nomor satu di dunia. Tol ini merupakan tol dengan jumlah kecelakaan fatal terbanyak,” kata Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Hendro Sugiatno.
Data kecelakaan Kementerian Perhubungan. Foto: Tangkapan layar Youtube DG Hubdar
Berbagai upaya telah dilakukan pengelola jalan tol untuk menekan angka kecelakaan yang memakan korban jiwa. Namun, kecelakaan tetap saja terjadi. Tak sedikit juga yang menghubungkannya dengan hal-hal mistis. Lantas apa sebenarnya yang membuat Cipali begitu ‘mematikan’?
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Peneliti Senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan mengungkapkan, Tol Cipali memiliki kontur yang sangat baik dan ideal. Tol Cipali juga memiliki tingkat pelayanan yang sangat baik.
Tanpa disadari, memiliki predikat keseluruhan yang baik membuat pengendara terlena dan memacu kendaraan melebihi batas kecepatan. Ini menciptakan perbedaan kecepatan yang sangat besar antara satu kendaraan dan kendaraan lainnya.
Wildan mengungkapkan, kendaraan pribadi bisa mencapai kecepatan hingga 150 km/jam sedangkan truk ODOL (Over Dimension Over Loading) hanya bisa melaju 40 km/jam.
“Hasil penelitian KNKT dengan Badan Litbang Kemenhub, speed gap di sana melebihi 100 km/jam. Ini sangat berbahaya. IRAP (International Road Assessment Program) hanya merekomendasikan speed gap ini maksimal.30 km/jam. Lebih dari itu, risiko tabrakan depan-belakang meningkat,” jelas Wildan saat dihubungi detikcom, Kamis (12/1/2022).
Perbedaan kecepatan yang tinggi antara satu kendaraan dengan kendaraan lainnya menyebabkan penurunan respon manusia yaitu di bawah 1 detik. Bahkan menurut desain jalan, reaksi manusia normal seharusnya 2,5 detik. Di sisi lain, Tol Cipali berada pada level kelelahan pengemudi. Kelelahan juga berpotensi menyebabkan microsleep.
Microsleep adalah peristiwa di mana seseorang kehilangan kesadaran atau perhatian karena merasa lelah atau mengantuk. Umumnya microsleep ini berlangsung sekitar sepersekian detik hingga 10 detik penuh. Namun, durasi micro-sleep akan lebih lama jika pengemudi benar-benar tidur.
“Jadi, sekali lagi yang bermasalah di tol Cipali bukan tolnya, tapi penggunanya. Dan kecelakaan fatal di tol Cipali sangat tinggi karena bila terjadi tabrakan depan dan belakang, kendaraan akan terguling truk dan statistik menunjukkan bahwa 97% penumpang kendaraan pribadi akan terbunuh,” tutup Wildan.
Simak Video “Kisah Korban Kecelakaan Tol Cipali KM 139”
[Gambas:Video 20detik]
(kering/makan)