Jakarta –
Resistensi mikroba antibiotik (AMR) berpotensi menjadi silent pandemic atau pandemi. Pasalnya, angka kematian akibat ini sangat tinggi, bahkan dua kali lipat dari COVID-19.
Wakil Menteri Kesehatan Dr Dante Saksono Harbuwono mengatakan, kematian tersebut disebabkan oleh antibiotik yang tidak lagi efektif melawan infeksi tertentu. Hingga saat ini, terdapat 1,2 juta kematian akibat resistensi antibiotik.
“1,2 juta kematian disebabkan oleh antibiotik yang tidak lagi mempan melawan infeksi tertentu,” kata Wakil Menteri Kesehatan Dante seperti dikutip dari situs resmi Kementerian Kesehatan RI.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Resistensi antibiotik yang disebabkan oleh mikroba terjadi akibat protokol pengobatan yang serampangan. Akibatnya, infeksi pada pasien menjadi lebih parah dan menyebabkan kematian yang tinggi.
Resistensi antibiotik dapat berasal dari hewan dan tumbuhan. Untuk mencegah epidemi tersembunyi ini, pemerintah mendorong untuk membentuk peraturan tentang penggunaan antibiotik.
Selain itu, Wamenkes juga menyoroti one health approach dalam menangani masalah ini.
“Melalui pendekatan kesehatan, dimana infeksi bisa berasal dari hewan, tumbuhan. Hal ini juga penting dilakukan karena ternyata banyak penggunaan antibiotik yang tidak rasional pada hewan dan tumbuhan yang menimbulkan resistensi pada manusia,” ujarnya. Wakil Menteri Kesehatan Dante.
“Tidak ada satu industri pun yang dapat menghadapi ancaman ini sendirian. AMR membutuhkan banyak partisipasi dari berbagai pemangku kepentingan,” lanjutnya.
Dikutip dari situs web Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, kasus resistensi mikroba di seluruh dunia telah menyebabkan 1,27 juta kematian di seluruh dunia dan hampir 5 juta kematian pada tahun 2019. Di AS, lebih dari 2,8 juta infeksi resisten antimikroba terjadi setiap tahunnya.
Dalam beberapa kasus, infeksi ini tidak memiliki pilihan pengobatan. Jika antibiotik dan antijamur kehilangan efektivitasnya, manusia akan kehilangan kemampuan untuk mengobati infeksi dan mengendalikan ancaman kesehatan masyarakat.
Tonton Video “India Hadapi Pandemi Superbug, Pakar IDI Ingatkan Penggunaan Antibiotik”
[Gambas:Video 20detik]
(sao/naf)